Minggu, 08 Maret 2015

sebab...

Sebab sabar itu tak berbatas, mungkin kamu masih perlu banyak belajar, memahami bahwa hidup adalah soal menerima. Penerimaan yg tulus. Bahwa hidup adalah soal memilih. Memilih jalan hidupmu. Bahwa hidup adalah soal berbagi. Berbagi kebahagiaan yg Tuhan berikan padamu...

Kita terlahir berbeda, dengan nasib dan jalan yang berbeda. Bersyukurlah untuk setiap anugerah yang Tuhan karuniakan...
Keep positive :)

Minggu, 20 April 2014

Asa

Ceritakan kepadaku tentang kisah-kisah. Tentang bagaimana matahari mengusir hari yang gelap. Tentang mengapa awan begitu meneduhkan. Tentang apakah sepoi angin masih lembut menenangkan..
Demi bait-bait yang pasti berujung, bisakah kau pastikan bahwa asa takkan redup begitu mudahnya?

#Setatus 15

Sebut saja aku siapapun, tempat pulang bagi rona kesedihanmu. Panggil aku kapanpun, penglipur lara bagi goresan lukamu. Tak perlu lagi kau tangisi tiap sesal yang ada. Tersenyumlah. Titipkanlah setiap kisah yang akan kita kenang pada denyut nadiku. Biar ia tersimpan, rapi sekali. Hingga cukup kita yang rasa..
Syukurku untuk pertemanan dan persaudaraan kita. Mari tumbuh bersama..

#Setatus 14

Sejauh apapun kamu berjalan, ketika kamu belum memutuskan untuk mencoba memaafkan dirimu dan bersedia membuka kembali hatimu, mungkin kamu layak hidup bersama masa lalumu..

#Setatus 13

Ada beberapa hal yang mungkin (masih) kurang kita pahami...
Karena keluargalah yang paling berperan aktif menyumbangkan karakter pada setiap perilaku manusia, pertanyaannya adalah karakter mana yang hendak ditanamkan untuk memproteksi diri dari berbagai hal yang kurang bermanfaat itu?
Sekali lagi, hidup ini memang soal pilihan-pilihan itu kan?

Baik itu...

Kebaikan-kebaikan yang kita lakukan..
Biarlah ia terbawa angin. Lepas, tak berbekas, lalu menghilang. Mungkin kita hanya perlu berusaha menjadi baik. Itu saja. Walau manusia akan mengingatnya atau bahkan melupakannya. Karena sebenarnya kita tak pernah cukup baik untuk semuanya..

Nah!

Istirahat itu meregangkan otot-otot yang "ng(k)awat", melemaskan sendi-sendi yang "(m)batu" dan melepaskan pikiran-pikiran yang "ng(k)abel". Kalau belum, mungkin kamu cuma berpura-pura lupa bahwa kamu belum seutuhnya menghargai tubuhmu yang rentan (ng)gondok..